Mentoring
dakwah kampus merupakan sarana yang sangat penting untuk melakukan perekrutan
untuk menghasilkan dan mencetak kader baru bagi lembaga dakwah kampus. Oleh
karena itu mentoring harus dikelola dengan baik agar mampu mencetak kader yang
baik. Begitu penting peran mentoring dalam dunia dakwah kampus, dan sudah
sewajarnya mentoring diberikan perhatian khusus dan lebih dalam pengelolaannya.
Perhatian khusus ini tidak bisa sekedar dengan adanya proker yang baik, akan
tetapi perlu orang terbaik di bidang pengelolaan mentoring dan dana yang cukup
untuk menunjang agenda pengelolaan mentoring yang dilakukan.
Dalam
mengelola mentoring dakwah kampus kita perlu membangun sistem yang akan
dijadikan pedoman demi kelancaran mentoring yang dilakukan. Sistem yang
digunakan ini juga perlu disesuaikan dan bila perlu dievaluasi setiap tahunnya,
untuk perbaikan dakwah kampus kedepannya. Secara garis besar aspek yang perlu kita
bangun bersama dalam mengelola mentoring dakwah kampus adalah:
1. Sistem
Umum Pengelolaan Mentoring
2. Pengelolaan
Mentor
3. Sistem
Pengelolaan Data
4. Pengelolaan
Kurikulum
5. Pengelolaan
Sekolah Mentor
6. Pengelolaan
Dauroh Mentor
Untuk
lebih mudah memahaminya kita akan jelaskan secara berurutan bagaimana mengelola
mentoring dakwah kampus.
1. Sistem
Umum Pengelolaan Mentoring
Dalam sistem umum
pengelolaan mentoring yang perlu dibuat adalah bentuk pengelompokan yang baik,
seleksi tim pengelola mentoring, struktur tim pengelola, dan pengemasan
mentoring itu sendiri.
11.1. Bentuk pengelompokan
Secara
mendasar metode yang seringkali digunakan dalam pengelompokan kelompok
mentoring yaitu pengelompokan berbasis program studi/jurusan dan pengelompokan
dengan tabulasi jadwal mentor.
·
Pengelompokan berbasis program
studi/jurusan
Pengelompokan ini dilakukan
dengan mengelompokkan para peserta mentoring yang berbeda dalam satu program
studi atau jurusan. Biasanya setiap jurusan memiliki kesamaan dan kekhasan
tersendiri. Oleh karena itu, dengan mengelompokkan peserta mentoring ini dalam
satu kelompok dan dibina jiga oleh mentor yang berasal dari jurusan yang sama,
tentunya akan terjadi chemistry dalam kelompok tersebut. Selain kelebihan dalam
hal nyambung dalam berdiskusi, biasanya dalam satu jurusan memiliki homogenitas
(kesamaan) jadwal, sehingga untuk menyesuaikan jadwal pertemuan akan lebih
mudah.
·
Pengelompokan berbasis tabulasi jadwal
mentor
Pengelompokan ini
dilakukan jika pengelompokan berbasis program studi/jurusan tidak bisa
digunakan. Pengelompokan ini ditujukan untuk mahasiswa yang memiliki keberagaman
karateristik dan jadwal kuliah. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut
diperlukan pengelolaan mentoring dengan metode berbasis tabulasi jadwal.
Tabulasi jadwal adalah sebuah konsep pengelolaan mentoring terpusat dengan
mengumpulkan jadwal kosong setiap mentor dan merangkumnya dalam sebuah tabel.
Tabulasi ini tidak hanya berisikan jadwal kosong saja, akan tetapi juga
menampilkan karateristik dan profil yang dimiliki oleh seorang mentor. Profil
mentor ini bisa mulai dari namanya, asal, semester, IPK, jurusan, organisasi
yang diikuti, prestasi yang pernah diraih, dan kelebihan mentor yang lainnya. Sehingga
dengan metode ini, peserta mentoring bisa memilih kelompok mentoring yang
mentornya sesuai dengan kebutuhan peserta dan jadwal yang sesuai dengan waktu
peserta. Contohnya bisa dilihat dibawah ini,
Hari/Jam
|
Senin
|
Selasa
|
Rabu
|
Kamis
|
Jum’at
|
Sabtu
|
Profil
|
08.0009.30
|
Ilham
|
Perdiman
|
Yulan
|
Ari Aprilis
|
Marwan
|
Zul
|
Disesuaikan
dengan kelebihan pementor
|
10.0011.30
|
Sahul
|
Coki
|
Fakhrial
|
Asrori
|
Paris
|
Rubi
|
Sda
|
13.0014.30
|
Fadli
|
Kurniawan
|
Safarudi
|
Iman
|
Ruli
|
Feri
|
Sda
|
14.3016.00
|
Ari Ridho
|
Safruddin
|
Hermanto
|
Ali
|
Sarwono
|
Ilham
|
Sda
|
16.0017.30
|
Yulan
|
Ari Aprilis
|
Marwan
|
Perdiman
|
Ari Ridho
|
Fakhrial
|
Sda
|
20.0021.30
|
Zul
|
Khudri
|
Sahul
|
Sahul
|
Coki
|
Yus
Afriadi
|
Sda
|
Tabel
di atas adalah contoh sederhana dari tabulasi jadwal mentor. Idealnya memang,
setiap jam selalu ada jadwal mentoring dengan pilihan lebih dari satu mentor
sehingga peserta dapat memilih mentor sesuai dengan kebutuhan. Bentuk tampilan
yang diberikan dapat disesuaikan dengan kebutuhan, dan untuk profil mentor
silahkan dituliskan sebaik mungkin, agar peserta mentoring lebih tertarik.
Selanjutnya tabulasi mentor ini bisa dijadikan pegangan dalam pengelompokan
bagi pengelola mentoring. Sehingga, ketika ada peserta mentoring yang hendak
mentoring, peserta tinggal memilih jadwal dan langsung bisa masuk ke data base
pengelola.
11.2.
Seleksi Tim Pengelola Mentoring
Dilakukan seleksi untuk
mendapatkan kader yang cocok diamahkan dalam tim pengelola mentoring. Kader
yang ditempatkan dalam tim ini sebaiknya yang memiliki kepahaman pengelola
dalam hal kaderisasi, dakwah dan permentoringan. Pemahaman kaderisasi
diperlukan agar pengelola benar-benar paham tentang bagaimana kedudukan
mentoring ini dalam tahapan kaderisasi dan bagaimana hubungannya dengan
tadribul amal peserta. Selain itu dengan pemahaman kaderisasi yang kuat,
biasanya akan terbentuk karakter pembina dan karakter pendidik yang handal.
Pemahaman dakwah yang komprehensif dari pengelola mentoring maksudnya
mengetahui bagaimana tuntutan dakwah saat ini serta kebutuhan karakter kader
yang diperlukan untuk menunjang dakwah saat ini. Dengan pemahaman ini,
pengelola dapat melakukan inovasi dan dinamisasi terkait permentoringan.
Selanjutnya yang perlu
diperhatikan adalah pemahaman pengelola terhadap pengelolaan mentoring itu
sendiri. Perlu disadari bersama bahwa mentoring bukanlah sebuah sistem komputer
yang bisa diubah dan diatur dengan mudah. Mentoring adalah sebuah pengelolaan
manajemen dakwah yang berkaitan atau berhubungan langsung dengan manusia, maka
diperlukan adanya pendekatan yang manusiawi. Oleh karena itu dalam
pengelolaannya dibutuhkan orang yang memilki empatik dan memahami dengan baik
psikologi manusia untuk mengelola permentoringan.
11.3.
Struktur Tim Pengelola
Demi kelancaran kerja
tim dalam permentoringan dibutuhkan sebuah struktur. Struktur ini merupakan
pendukung dari tim pengelola mentoring, sehingga diusahakan membentuk struktur
yang efektit dan efisien dan sesuai dengan kebutuhan. Secara umum tidak ada
struktur yang terbaik, akan tetapi saya mengusulkan beberapa bidang yang
diperlukan dalam tim pengelolaan mentoring.
Tim yang diperlukan untuk pengelolaan yaitu :
Tim yang diperlukan untuk pengelolaan yaitu :
·
Koordinator : Memastikan semua agenda
permentoringan berjalan dengan baik
·
Sekretaris : Bekerjasama dengan
koordinator melakukan evaluasi berkala terhadap perkembangan mentoring (minimal
1 kali sebulan)
·
Database : Mengolah data permentoringan
dan menyimpannya
·
Sekolah Mentor : Fokus pada pembentukan
calon mentor di masa yang akan datang.
· Dauroh Mentor : Terkadang tidak semua
mentor bisa menyampaikan semua materi dengan baik oleh karena itu perlu
menambahkan pemahaman mentor sebelum mentoring dan untuk penjagaan mentor yang
sudah ada. (Minimal 1 kali seminggu)
· Kurikulum Mentoring : Fokus pada
pembuatan kurikulum yang sesuai untuk peserta mentoring.
Bentuk
struktur di atas bukanlah mutlak, akan tetapi perlu juga disesuaikan dengan
kondisi SDM dan objek dakwah yang ada.
11.4.
Pengemasan Mentoring
Pengemasan ini
diperlukan dengan harapan dakwah ini bisa diterima dengan baik oleh objek
dakwah kita. Terutama dalam mentoring, diperluakn adanya pengemasan agar
mentoring ini bisa diterima. Untuk pengemasan mentoring disesuaikan saja dengan
kebutuhan dengan terlebih dahulu menganalisis objek dakwah. Secara umum memang
bentuk permentoringan akan tetap sama, akan tetapi kita bisa membuat variasi
seperti dengan mengikuti mentoring peserta akan mendapatkan notebook mahasiswa
muslim, training softskilll, tutorial akademik, kiat sukses kuliah dan lain
sebagainya.
2. Pengelolaan
Mentor
Pada bagian ini saya
akan menyinggung mengenai bagaimana mentor yang ideal dan cara seleksi mentor
itu sendiri.
22.1.
Mentor Ideal
Seorang
mentor yang ideal harus mempunyai karakter. Secara umum, karakter yang harus
dimiliki oleh seorang mentor, yaitu :
·
Sebagai Seorang Kakak atau Saudara
Seorang mentor akan
berfungsi sebagai sorang kakak atau saudara bagi peserta mentoring ketika
berdiskusi dan menceritakan isi hati atau masalah yang mungkin dihadapai oleh
oleh peserta mentoring. Oleh karena itu seorang mentor peril memilki karakter
empatik denganharapan dapat menyentuh hati para peserta mentoring sehingga
terjadi keterbukaan, dan terbentuk nuansa kekeluargaan dalam kelompok mentoring
tersebut
·
Sebagai Sosok Pelatih
Pelatih adalah sosok
yang memberikan arahan, mengajarkan cara melakukan sesuatu, mencontohkan,
mengawasi peserta melakukan latihan sesuatu, momotivasi ketika gagal, member
selamat ketika berhasil, dan setia mendampingi peserta agar dapat melakukan
suatu hal. Untuk itu diperlukan karakter pengkader yang ulung bagi seorang mentor,
karena ialah yang akan senantiasa berinteraksi dengan para peserta mentoring.
Selain itu, mentor juga perlu memiliki kemampuan untuk merangkul dan
mempengaruhi peserta mentoring.
·
Penunjuk Jalan
Seorang mentor
diharapkan dapat membimbing peserta mentoring untuk menapaki masa depannya.
Dalam hal ini seorang mentor perlu memahami potensi dari peserta mentoring dan
memberikannya alternatif pilihan terkait masa depannya. Oleh karena itu seorang
mentor diharapkan dapat memiliki karakter pemimpin yang bisa mengarahkan
peserta mentoring.
·
Pembentuk Mentor Baru
Kebutuhan dakwah kampus
untuk mentor senantiasa bertambah. Oleh karena itu seorang mentor diharapkan
dapat membentuk karakter peserta mentoring untuk dapat menjadi mentor di masa
yang akan datang.
22.2.
Seleksi Mentor
Kualitas
seorang mentor sangat menentukan kualitas peserta mentoring. Karena itu
diperlukan seleksi ketat mengenai siapa saja yang berhak menjadi mentor dalam
rangka mencapai tujuan tujuan yang diinginkan. Jadi seorang mentor itu harus
memiliki integritas. Integritas bukanlah hanya sekedar kejujuran, akan tetapi
bentuk komitmen seseorang untuk melakukan sesuatu dan mengerjakannya apa yang
telah ia katakana. Kebutuhan integritas bagi seorang mentor sangat diperlukan
untuk menunjang optimasi kinerja dari pengelola permentoringan. Seleksi terkait
kelayakan mentor dapat dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu :
·
Seorang mentor mengidentifikasikan
peserta mentoringnya untuk mengikuti sekolah mentor, sehingga syarat pertama
yang diperlukan adalah ia haruslah sehat secara keberjalanan permentoringannya
atau harus mengikuti mentoring.
·
Ia diharuskan mengikuti pembinaan calon
mentor atau sekolah mentor
·
Mengikuti tes atau seleksi formal yang
diadakan oleh tim pengelolaan mentoring, yang meliputi kapasitas pribadi seorang
calon mentor, seperti kualitas dan kuantitas amalan ibadah harian, kemampuan
pemahaman materi, dan seleksi lainnya yang diperlukan.
·
Seorang calon mentor diharapkan dapat
mengikuti proses magang. Proses ini diharapkan dapat mengasah kemampuan dan
pengetahuan untuk menjadi seorang mentor.
·
Jika secara kapasitas individu seseorang
telah memiliki kecakapan untuk menjadi seorang mentor, ia diharapkan dapat
mengisi lembar perjanjian komitmen diri sebagai seorang mentor. Adanya kontrak
social ini diharapkan dapat meningkatkan tanggungjawab mentor dalam menjalankan
amanahnya.
3. Sistem
Pengelolaan Data
Salah satu parameter
yang bisa dinilai untuk mengavaluasi keberjalanan permentoringan adalah
pendataan yang baik, yakni bagaimana data yang berasal dari mentor dapat sampai
kepada pengelola mentoring secara berkala dan tepat waktunya.
33.1.
Jaringan Pengumpul Data
Jaringan
ini diperlukan untuk mempermudah arus tersampainya informasi. Konsep dari
sistem ini adalah meng-estafetkan data dari mentor ke pengelola mentoring. Jadi
setiap mentor wajib membuat laporan mengenai kelompoknya masing-masing yang
akan diserahkan kepada pengelola mentroring. Isi laporan bisa mengenai
kelancaran mentoring, perkembangan peserta mentoring, kendala yang dihadapi dan
lain sebagainya. Untuk format laporan bisa dibuat sesuai yang dibutuhkan, dan
format ini dibuat oleh Tim Pengelolaan Mentoring.
33.2.
Pola Pengumpul Data
Pola
untuk mengumpulkan data (laporan) bisa dilakukan dengan berbagai cara. Gunakan
saja pola yang dianggap efektif dan efisien. Akan tetapi untuk memudahkan
mentor, sebaiknya pengelola mentoring diharapakan memberikan variasi pilihan
pola pegumpulan data kepada mentor. Bentuk variasi pengumpulan data antara lain
·
Via SMS
Pengumpulan data via
sms ini sebetulnya merupakan cara yang paling mudah. Hanya dengan sms ke
nomor tertentu saja dengan ketentuan
yang disepakati. Misalnya : ketik nama mentor <spasi> tanggal mentoring
<spasi> tempat <spasi> pertemuan: pertemuan1, pertemuan2, dst
,<spasi> materi <spasi> izin: nama1, nama2, dst <spasi>
sakit: nama1, nama2, dst ,<spasi> alpha: nama1. Nama2, dst,…dan dikirim
ke nomor hotline mentoring
·
Via email
Pihak pengelola cukup
dengan membuat template yang harus di isi dan di email setelah menjalankan
agenda permetoringan. Jadi mentor tinggal mengisi template yang dibuat oleh
pengelola mentoring, terus mengirimkan ke email hotline pengelola mentoring.
·
Via data box
Pihak pengelola
menyediakan kotak data khusus di sekretariat, dan pihak mentor cukup mengisi
template kertas yang sudah tersedia dan memasukkannya ke kotak
·
Via database oline
Pada tahap yang lebih
advance, pengelola mentoring bisa menyediakan perangkat IT pendukung, sehingga
mentor cukup mengakses situs tertentu dan mengisi form yang telah tersedia di
layar computer. Pada tahap ini memang agak sulit dan membutuhkan dana juga.
33.3.
Sistem Database Terpusat
Maksudnya
bentuk database yang berisikan tentang keberjalanan mentoring pada jangka waktu
tertentu. Bentuk dari database ini bisa dalam bentuk microsoft excel atau
software lainnya. Yang terpenting adalah, data ini bisa diakses oleh seluruh
pemegang kebijakan dakwah kampus yang berhak untuk melihat data ini dalam
rangka menentukan sebuah kebijakan tertentu.
4.
Pengelolaan Kurikulum
Mentor biasanya akan menyampaikan materi
berdasarkan kurikulum yang tersedia. Kurikulum dalam proses pendidikan adalah
hal yang penting, selain akan berfungsi sebagai manhaj (pedoman) dalam
menyampaikan materi, kurikulum biasanya juga dibuat dengan marhalah (tahapan)
yang menyesuaikan kondisi peserta mentoring. Untuk itu diperlukan adanya
penyusunan kurikulum yang sesuai dengan kondisi kekinian (terbaru).
Kurikulum
untuk permontoringan tahap awal, perlu menekankan pada tiga hal, yakni aqidah,
akhlak, dan ibadah. Penekanan pada tiga hal ini bukan tanpa alasan, karena
memang tiga hal inilah yang diyakini sebagai fondasi awal seorang kader dakwah
atau bahkan fondasi seorang muslim. Pada tahap kurikulum mentoring tahap
lanjut, barulah menekankan pada hal bersifat fiqih dan dakwah. Adanya
penyesuaian ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap
keberterimaan materi. Dan yang terpenting bagi pengeloala mentoring bidang
kurikulum adalah merangkai materi yang ada agar terbentuk sebuah tahapan
pembelajaran yang tepat dan bisa diterima oleh peserta dan mentor mengerti
bagaimana memahamkan sebuah materi kepada peserta mentoring.
5.
Pengelolaan Sekolah Mentor
Sekolah mentor adalah sebuah sarana
yang digunakan oleh tim pengelola mentoring untuk membentuk calon mentor di
masa yang akan datang. Sekolah mentor ini diharapkan dapat berjalan sepanjang
tahun, sehingga proses regenerasi dapat senantiasa berjalan. Sekolah mentor ini
diikuti oleh peserta mentoring yang aktif dalam kehadiran dan direkomendasikan
oleh mentor yang membinanya. Disini diperlukan keahlian dari seorang mentor
agar peserta mentoringnya mengikuti sekolah mentor. Memang seharusnya semua
peserta mentoring dapat mengikuti sekolah mentor, akan tetapi adanya
rekomendasi dapat memberikan jaminan kokmitmen dari peserta untuk mengikuti
sekolah mentor ini.
Isi
(cakupan) dari sekolah mentor adalah seputar hal yang diperlukan agar seseorang
siap menjadi seorang mentor. Secara umum ada tiga content umum yang perlu
disampaikan, yakni :
·
Pemahaman dakwah dan kaderisasi, terkait
dasar-dasar pemahaman dakwah yang diperlukan, sehingga mentor melakukan
aktifitas mengisi mentoring dengan berfondasikan paradigm dakwah yang kokoh.
·
Penguasaan materi dasar yang akan
menjadi bekal awal dalam menyampaikan materi di awal-awal mengisi mentoring.
·
Kemampuan komunikasi dan menguasai
peserta mentoring, kemampuan mendinamisasi kelompok, serta cara menyampaikan
materi yang tepat agar peserta paham dan menarik untuk didengar.
Selain itu, diperlukan pula adanya
latihan mengisi mentoring dalam bentuk simulasi dengan sesama peserta, agar
peserta bisa mulai belajar untuk menjadi mentor yang baik. Pemberian tipr dan
trik khusus dari pementor senior pun, perlu diberikan agar peserta sekolah
mentor bisa memahami medan mentoring dengan baik. Materi pendukung lainnya di
sekolah mentor, adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas amalan ibadah harian
peserta. Peningkatan amalan ibadah
harian ini bisa dilakukan dalam bentuk motivasi dan pengecekan secara rutin
ibadah harian pada setiap pertemuan sekolah mentor. Perlu kita dipahamkan pula
bahwa kekuatan robbaniyah lah yang akan
isa menopang aktifitas dakwah seorang kader.
6. Pengelolaan Dauroh Mentor
6. Pengelolaan Dauroh Mentor
6.
Dauroh mentor adalah sebuah sarana yang
digunakan untuk menjaga dan meningkatkan pemahaman mentor senior. Dauroh mentor
diharapakan berjalan rutin sepanjang tahun. Dauroh mentor ini harus diikuti
oleh semua mentor senior yang ada. Jadi dauroh mentor ini hampir sama dengan
sekolah mentor, akan tetapi untuk dauroh mentor ini diikuti oleh mentor yang
sudah senior atau yang sudah melawati tahapan sekolah mentor.
0 komentar:
Posting Komentar